Memutus Rantai Korupsi Melalui Pergerakan Basis dan Pendidikan, Begilah Alasannya

Foto : KPK Malang, Rudi Santoso (kiri) saat menerima piagam penghargaan - Tumo
Lpm-Papyrus.com - Himpunan Mahasiswa Jurusan Administrasi Negara (Himagara) Universitas Tribhuwana Tunggadewi (Unitri) Malang gelar Dialog Nasional dengan mengangkat tema 'Peran Generasi Muda Sebagai Pemutus Mata Rantai Korupsi' di lantai tiga Badan Eksekutif Mahasiwa (BEM) yang dihadiri pihak Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Rudi Santoso dan Malang Coruption Wacth (MCW) Ata Guavara dari MCW, Jum'at (08/12).


Acara dibuka dengan musikalisasi puisi, seperti puisi berjudul 'ini jeritan kami', 'wajar', 'merah putih' dan menyanyikan lagu.


Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Malang, Rudi Santoso, menyampaikan materi dengan mengambil contoh negara Cina, yang mana dengan memberantas korupsi adalah mempermalukan pelaku didepan orang banyak dan bahkan ditembak mati. Walaupun dikecam oleh badan Hak Asasi Manusia Dunia dalam menindak korupsi tersebut tetapi faktanya ekonomi Cina sangat stabil. Sedangkan di Indonesia sendiri, faktor hukum tidak memberikan efek jera kepada tersangka sehingga korupsi semakin merajalela dan tidak ada rasa malu jika statusnya sebagai tersangka. Itulah yang terlihat di media-media  bahwa statusnya sudah tersangka  tetapi masih da-da seperti artis.


“Jika bandingkan dengan pemberantasaan korupsi antara china dengan indonesia sangat berbeda jauh sekali. Cina itu dipermalukan didepan orang banyak bahkan di tembak mati. Namun bagaimana dengan indonesia, koruptornya masih da-da di depan kamera seperti artis. Dan juga faktor hukum yang tidak memberikan efek jera kepada koruptornya," ujar Rudi saat menyampaikan materi.


Foto : Panitia Seminar Nasional foto bersama KPK Malang, Rudi Santoso usai kegiatan - Tumo
Korupsi sesungguhnya real dan nyata didepan khalayak. Akan tetapi sulit untuk membuktikan kebenarannya karena semua itu adalah berhubungan dengan kekuasaan.


“Korupsi itu real dan nyata teman-teman bahkan didepan mata kita tetapi kita sulit untuk membuktikan itu karena berhubungan dengan kekuasaan dan kebijakan," ungkap Rudi.


Sesungguhnya korupsi bukan hanya di pundak KPK yang memberantasnya tetapi juga kewajiban masyarakat semua dalam menyelesaikan permasalahan korupsi adalah musuh bersama walaupun fungsi dan tupoksi KPK itu berbeda.


“Dan korupsi itu adalah musuh bersama oleh sebab itu bukan hanya di pundak KPK yang meberantasnya akan tetapi kita semua yang menyelesaikanya," tandasnya.


Ia juga menegaskan salah satu upaya untuk menindak korupsi adalah melalui upaya pendidikan tentang apa itu korupsi.


“Bahwa pendidikan itu penting untuk menanamkan tentang korupsi itu apa, bagaimana prakteknya dan pendidikan ini  meliputi setiap level masyrakat," ungkap Rudi kepada Papyrus.


Dengan cara memutus mata rantai korupsi melalui generasi muda, merupakan moment sangat penting dan relevan dengan areal kampus yang berhubungan pendidikan.


Terkait langkah konkret dari KPK untuk memberantas korupsi yaitu menyeimbangkan upaya penindakan di satu sisi sebagai upaya represif atau penangkapan koruptor dan disisi lain merupakan upaya untuk mencegah sebagai orientasi jangka panjang.


“Tetap kita harus menyeimbangkan antara upaya penindakan disatu sisi sebagai upaya represif menangkapin koruptor-koruptor dan satu sisi kita harus menindakan dengan langkah langkah pencegahan dan itu merupakan orientasinya jangka panjang," tambah Rudi.


Hal yang sama juga diungkapkan dari pihak Malang Coruption Watch, Ata Guavara,  upaya-upaya untuk memutus mata rantai korupsi adalah dengan menggerakan basis dan pendidikan namun lebih dari itu adalah dengan mengetahui standing posisi.


“Memberantas korupsi itu bukan hanya melalui pendidikan saja tetapi dengan pergerakan basis dan juga standing posisi kita," pungkasnya. (Tumo)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.