Dies Natalis GMNI- 65, Revolusi Industri 4.0 Disoroti



Foto: peringatan disnat GMNI ke-65
Lpm.papyrus.com - Revolusi Industri 4.0 menjadi sorotan pembahasan Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) cabang Malang dalam Dies Natalis  ke-65 GMNI. Meski dalam suasana Dies Natalis, moment tersebut justru dimanfaatkan untuk membahas revolusi 4.0 yang cukup banyak meresahkan publik. Minggu, (24/3)

Kader GMNI, Viktorius Dala, mengatakan bahwa revolusi 4.0 akan sangat berdampak bagi  masyarakat yang belum siap menerima kehadiran revolusi. Hal ini  dikarenakan sumber daya manusia masyarakat Indonesia yang pada umumnya masih minim.

"Karena secara sumber daya manusia, masyarakat Indonesia belum siap menerimanya dan jika menerima, maka masyarakat akan dirugikan, karena masyakarat kita adalah masyarakat konsumtif ," jelasnya.

Selain SDM, lanjut Vikorius, persoalan lainnya juga adalah infrastruktur seperti halnya jaringan dan teknologi didaerah-daerah terpencil juga masih sangat memprihatinkan.

"Bukan hanya SDM, pembangunan infrastruktur juga masih minim, bagaimana bisa masyarakat tahu revolusi, sementara, jaringan masih sangat susah," jelasnya.

Namun lain halnya dengan Pemateri Diskusi, Alumni Unmer Malang, Wanseslaus Fatlolon, ia justru menilai, revolusi industri nampaknya akan menjadi perang modal yang nantinya menguntungkan segelintir orang.

"Dalam kacamata GMNI, revolusi ini akan menghasilkan persaingan antar pemodal-pemodal, dan tentunya kita akan paham, siapa yang diuntungkan," jelasnya.

Untuk mencegah hal tersebut, perlu sebuah program yaitu harus di  kurikulumkan dan untuk infrastruktur perlu di benahi, karena sebenarnya Indonesia di serangi oleh kebijakan global dan Indonesia hanya sebagai pengguna.

Diakhir, Ketua Komisariat GMNI Fisip, Didy Gandur berharap, diskusi tersebut mampu memberikan pencerahan kepada setiap organ organisasi dan melakukan aksi dalam bentuk penyadaran-penyadaran kepada masyakarat.

"Semoga GMNI mampu kreatif menggunakan teknologi dan terus melakukan penyadaran kepada masyarakat lewat media," pungkasnya (edu)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.