Peran Pemuda Pertahankan Budaya Manggarai

Malang
Ketua pelaksana menyerahkan sertifikat seusai acara kepada pemateri, Dr. Yustina Ndung S.pd, M.Si

Lpm-papyrus.com- Ikatan Keluarga Mahasiswa Manggarai Timur (Ikmmatim) Malang menggelar seminar kebudayaan di  Caffe Mami Combi, Minggu (17/11). 

Mengangkat tema "Peran Pemuda Dalam Mempertahankan Nilai Budaya Manggarai di Era Globalisasi", seminar tersebut dihadiri 90-an peserta. Acara dimulai dengan Kepok Tiba dan tarian sebagai ritual menerima pemateri dan membuka acara ala Manggarai.

Ketua umum Ikmmatim Avelinus Ramli Okom mengaku, bahwa gempuran arus globalisasi dan teknologi serta apatisme kaum muda terhadap eksistensi dan nilai budaya lokal Manggarai adalah beberapa fakta persoalan yang melatarbelakangi diselenggarakannya seminar kebudayaan tersebut.

“Laju globalisasi dan teknologi tanpa disadari berdampak pada eksistensi budaya lokal Manggarai. Nilai-nilai budaya pun semakin tergerus dan bahkan dijelma oleh budaya asing. Pada saat yang sama, mental apatisme mahasiswa sebagai generasi muda terhadap nilai-nilai budaya semakin signifikan yang menyebabkan lemahnya nilai budaya dan kearifan lokal budaya Manggarai. Eksistensi budaya dan kearifan lokal hampir kehilangan masa depannya," aku pria tamatan Unitri tersebut.

Lebih jauh dia mengungkapkan pengaruh globalisasi juga menyeret sebagian besar orang Manggarai ke dalam krisis identitas sebagai orang Manggarai. Situasi tersebut menurutnya menjelma menjadi gejala demanggaraisasi. Karena itu ia menekankan pentingnya upaya revitalisasi budaya  terutama di kalangan generasi muda karena hanya orang muda yang merupakan aktor utama pelaku budaya di masa depan.

“Generasi muda tidak cukup mewariskan budaya tetapi perlu mempelajari, menggali serta menghidupkan kembali nilai-nilai filosofis budaya lokal Manggarai. Dengan begitu mereka menyambut kemajuan tanpa kehilangan identitas,” tutupnya.

Sementara pemateri yang diundang merupakan salah satu orang tua mahasiswa Manggarai Malang, Yustina Ndung.

Dosen Universitas Merdeka Malang tersebut menekankan diskusi-diskusi seperti itu  menjadi salah satu wadah ruang pengetahuan dan pembelajaran agar generasi muda tetap mampu menjaga dan merawat nilai-nilai budaya lokal Manggarai.

"Pemuda yang meneruskan nilai-nilai luhur tidak boleh memutus tali rantai budaya lokal, dimanapun dan kemanapun tetap kita adalah bagian dari pelaku budaya," tegasnya.

Acara tersebut juga diakhiri dengan  hiburan yang menunjukkan kearifan lokal yaitu tarian sanda sebagai tarian adat Manggarai. (tini)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.