Memperkokoh Sumber Daya Milenial, PMKRI Akan Adakan Semnas



Ketua Presidium PMKRI Cabang Malang, Kornelis Kedaman (Ist)
Lpm-papyrus.com - Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) Cabang Malang akan menyelenggarakan Seminar Nasional, Kamis (16/01) di  Aula Gereja Katolik Kayutangan, Jl. MGR. Sugiyopranoto No.2.

Seminar yang terbuka gratis untuk umum tersebut mengangkat tema, "Memperkokoh Sumber Daya Generasi Milenial dengan Kualitas Sumber Daya Generasi Milenial".

Ketua Presidium PMKRI Cabang Malang, Kornelis Kedaman, mengaku acara tersebut dilakukan sebagai salah bentuk kepedulian PMKRI Cabang Malang terhadap peningkatan kualitas Generasi Milenial di tanah air yang saat ini sedang menghadapi era 4.0.

"Di era digital ini anak muda milenial perlu mewariskan diri agar tidak terjerumus dengan perkembangan teknologi yang di satu sisi tidak hanya membawa manfaat tetapi juga dapat menjadi senjata untuk perpecahan. Oleh karenanya, pembekalan nilai-nilai teknologi digital secara tepat manfaat adalah sebuah keharusan. Apalagi saat menghadapi era 4.0, kesiapan emosional dan sikap perlu dipupuk sejak dini," tegasnya.

Selain itu, degradasi semangat kepemipinan terhadap bangsa tampak semakin menjamur di negara dan bangsa kita.

Hal tersebut ditandai dengan meningkatnya perilaku korupsi dan tindakan radikal yang mencoba menolak perbedaan pada hakikat bangsa Indonesia sebagai bangsa yang heterogen. Kedua hal tersebut menuntut negara hadir untuk mereformasi kekuatan hukum.

Namun, di sisi lain, seyogyannya keterlibatan peran serta elemen sipil harus ada sebagai kekuatan sipil guna mengawal agenda-agenda politik pemberantasan korupsi dan tindakan radikal yang memecah belah persatuan
bangsa dan negara.

Organisasi Tranparancy International Indonesia merilis dalam satu dekade terakhir indeks korupsi Indonesia mengalami peningkatan dengan perolehan skor 38 atau pada peringkat 89 dari 180 negara pada tahun 2018. Meski demikian, di kawasan Asia Tenggara, Indonesia baru duduk di posisi keempat.

Posisi pertama oleh Singapura, kedua diraih oleh Brunei Darussalam, dan ketiga oleh Malaysia. Hal ini dipertegas oleh mantan Ketua KPK, Agus Rahardjo bahwasannya masih banyak pekerjaan rumah (perilaku korupsi) yang harus diselesaikan (Kompas.com, 2018).

Di sisi lain, paham-paham radikalis berbau agama semakin membusa. Komite Relawan Indonesia (Korni) menyebut ada dua paham ideologi yang berbahya di Indonesia, yaitu paham radikal agama dan paham radikal sekuler.

Paham radikal agama adalah gerakan untuk menggantikan Pancasila dengan ideologi berbasis agama dan paham radikal sekuler adalah paham yang ingin memisahkan Pancasila dari nilai- nilai agama.

PMKRI sebagai organisasi pembinaan dan perjuangan adalah anak kandung dari Gereja dan NKRI yang senantiasa menggaungkan semboyang Mgr.Soegijapranoto bahwasannya orang Katolik Indonesia harus memegang prinsip “100% Katolik, 100% Indonesia”.

Dengan beberapa alasan tadi maka pihak PMKRI mengundang beberapa narasumber yang bisa menjawab keresahan tersebut dalam seminar nasional.

Ada DPRD Jatim, Dr. Sri Untari, M.AP, DPD RI Dapil NTT, Angelo Wake Kako, S.Pd, M.Si, Sekjen Kominfo Dra. Rosarita Niken Widiastuti, M.Si dan Pengurus Pusat PMKRi, Fibrisio H. Marbun.

Seminar yang terbuka untuk umum tersebut akan dimulai pukul 08.00 WIB dan diperkiran berakhir pada pukul 14.00 WIB. (adv/red)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.