Pendapat Mahasiswa Unitri Terkait Membaca Buku

Gambar: ilustrasi


Papyrus - Dalam sejarah kelahiran  Buku menurut penduduk sungai Nil pada tahun 2000 SM, batang papyrus banyak tumbuh di pesisir Laut Tengah dan di sisi sungai Nil. Gulungan batang papyrus inilah yang melatarbelakangi adanya gagasan kertas gulungan seperti yang kita kenal sekarang ini.

Yuni Lasari alumni Program Studi (Prodi) Komunikasi  Universitas Tribhuwana Tunggadewi (UNITRI) mengatakan Buku sering kali di bilang dengan jendela dunia. karena membaca buku dapat membantu kita mengembangkan kemampuan berfikir yang kritis/Agent Of Change.

"Membaca buku bagi saya, sangat penting, mahasiswa perlu kemampuan ini karena  ditangannya  masa depan negara akan digapai. Selain itu, dengan membaca buku kita dapat menemukan banyak hal baru yang ada disekitar kita. Ide menjadi lebih luas, dan wawasan lebih terbuka" katanya saat diwawancarai Papyrus Via WhatshApp, kamis (23/04).

Adapun harapan Yuni untuk Indonesia mampu membangkitkan minat baca mulai dari diri sendiri, mampu membuka buku didepan umum dan berhenti menjelekkan bahan bacaan orang lain.

"Banyak sekali saya temui, orang mengkritik kita dari bacaan yang kita baca. Baca buku receh, diejek. Akhirnya orang yang berniat baca jadi enggan membaca. Kita harus mulai menghargai setiap buku yang ada, agar orang pun dapat lebih menghargai buku. Kalau budaya malu ini hilang, saya yakin banyak diskusi-diskusi buku terjadi, dan orang akan lebih mudah meningkatkan kemampuan membacanya, " jelasnya.

Hal senada dengan ungkapan Yuni, Kaitanus Angwarmas, Mahasiwa Prodi Administrasi Publik mengatakan momentum hari buku ini, ada pepatah tua mengatakan buku adalah jendela dunia.

"Harus memupuk serta merangsang minat serta komitmen yang progres dalam hal membaca buku, dan harus lebih di tingkatkan karena dengan membaca buku yang intens dapat memberi kita informasi dan pengetahuan lebih luas," terangnya.

Adapun harapan Kaitanus kepada generasi muda Indonesia khususnya para pelajar agar dapat menjadikan buku sebagai wadah informasi yang terus di tekuni demi mengembangkan intelektual/ nalar kritis.

"Pemuda harus mampu memberi pengabdian ke masyarakat sesuai apa yang diketahui lewat membaca buku, agar di dalam kehidupan bermasyarakat terus mengalir ide dan gagasan yang cemerlang untuk menyambut Indonesia maju, " tutupnya. (Epak)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.