Hadirkan Jurnalis CNN Indonesia, LPM Papyrus Laksanakan Webinar Jurnalistik #07

Sedang berlangsungnya diskusi Webinar Jurnalistik #07


Papyrus
- Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Papyrus  Universitas Tribhuwana Tunggadewi (Unitri) Malang melaksanakan Webinar Jurnalistik #07. Sabtu, (28/11/2020).

Webinar tersebut bertemakan "Tantangan Media Massa di Era Digitalisasi Informasi" dan diikuti oleh puluhan peserta dari berbagi instansi serta dihadiri langsung oleh Hendra Friana selaku Jurnalis CNN Indonesia.

Pimpinan Umum (PU) Hanifuddin Musa mengatakan, tujuan dari tema yang diangkat dalam webinar tersebut melihat dari situasi masyarakat saat ini yang masih kebingungan dalam memilah informasi yang beredar.

"Saat ini ada banyak media baru bermunculan dan yang telah diverifikasi sekitar 2400-an, dari beberapa diantaranya ada yang tidak bermutu. Sehingga khalayak selaku konsumsi berita  kebingungan terhadap informasi-informasi yang beredar," tuturnya.

Hanifuddin juga menegaskan agar peserta webinar dapat memahami cara mengantisipasi berita-berita yang tidak layak yang bukan dari media mainstream.

"Kan banyak media yang abal-abal, jadi tadikan sudah dijelaskan juga sama pemateri, media saat ini menginformasikan sesuai dengan apa yang sedang booming, agar mendapatkan rating. Hal tersebut yang membuat kita sendiri kayak tidak puas, apa yang ingin didapatkan dari sebuah berita malah diinformasikan kurang tepat," lanjutnya.

Ia berharap kepada seluruh peserta selaku khalayak, harus pintar untuk memilah informasi yang benar atau kredibel dan informasi yang tidak sesuai dengan kriteria.

"Cuman selaku kaum akademisi yang udah paham terutama dibidang jurnalistik, pertama yang paling khusus dari LPM Papyrus itu sendiri, bisa memahamilah dari hasil tema dan diskusi kali ini, seberapa besar tantangan media dalam menghadapi era informasi saat ini," tutupnya.

Arafik Burhan selaku peserta mengapresiasi kepada pemateri yang difasilitasi oleh LPM, menurutnya pandangan dari pemateri sangat bagus dapat mengkaitkan persoalan jurnalis dan demokrasi.

"Ada gejolak dari seleksi alam dengan sistem kita Indonesia cukup amburadur, dimana kebebasan pers dalam mengupdate itu rata-rata bukan kemauan mereka untuk memblokade atau untuk menyampaikan informasi tidak sesuai real di lapangan," papar Arafik.

Arafik juga mengungkapkan harapanya kepada seluruh peserta webinar dan LPM Papyrus untuk turut berpartisipasi dalam memberikan atau menyampaikan pemahaman kepada masyarakat umumnya.

"LPM tetap bekerja sesuai dengan peranannya sesuai real dengan kode etik jurnalis atau memberikan edukasi bersama terhadap sesama, belajar bersama, menjadikan sebagai peran untuk memberikan informasi baik tingkat akademisi atau masyarakat luar," tutupnya. (Rinda/Saman/Tesin)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.