Tolak Pengeboran Geothermal, Muda-Mudi Pocoleok Manggarai Adakan Diskusi Via Zoom Meeting

Saat Berlangsungnya Diskusi 

Papyrus - Senin (12/07/2021) kemarin, muda-mudi Pocoleok Manggarai mengadakan reuni bersama dalam rangka mendiskusikan perencanaan pengeboran geothermal di Pocoleok Manggarai via zoom meeting.

Jika tidak menjaga Pocoleok dari ulah dan kerja kekuasaan, ekosistem akan hancur dengan sendirinya. Karena itu, sebagai anak muda harus memberikan pemahaman atau pencerahan kepada orang tua di Pocoleok berkaitan dengan dampak negatif dari geothermal tersebut.

Perencanaan pengeboran geothermal Ulumbu terdiri dari tiga desa diantaranya Desa Lungar, Desa Mocok Dan Desa Golomuntas. Diskusi berlangsung dimoderatori oleh Kristianus Jaret.


Dalam pengantar diskusi, moderator Kristiano Jaret menjelaskan, tujuan diskusi bersama ini untuk membicarakan Pocoleok di masa lalu dan bagaimana menata masa depan secara kolektif. Juga membahas awal rencana pengeboran geothermal di Pocoleok.

Salah satu pemuda Pocoleok Marselinus Joni Jaya mengapresiasi atas partisipasi dari seluruh pemuda-pemudi Pocoleok untuk konsisten menolak pengeboran geometral Ulumbu yang berlokasikan di Pocoleok.

“Saya sangat mengapresiasi atas partisipasi dari seluruh pumuda pemudi Pocoleok yang tergabung dalam zoom meeting malam hari ini. Kita semua harus konsisten untuk menolak geothermal poco leok," ucapnya.

Marselinus  menegaskan, topografi willaya Pocoleok tidak memungkinkan untuk menjadi pertambangan panas bumi, namun memiliki potensi lain yang lebih efektif dan positif.

“Karena topografi wilayah Pocoleok sangat tidak memungkinkan untuk pertambangan panas bumi itu. Pocoleok memiliki potensi lain selain panas bumi. Potensi lainya adalah potensi pariwisata seperti; situs sejarah Golo Mompong, air terjun cunca niki, cunca por, watu meja, dan air panas. Potensi pariwisata banyak memberikan dampak positif terhadap ekosistem yang ada di wilayah Pocoleok," tegasnya.

Marselinus juga menjelaskan alasan dasar mereka melakukan reuni dan diskusi bersama karena, masyarakat Pocoleok (tetua) memiliki kendala besar dalam menangani perencanaan pengeboran geothermal tersebut. Dalam hal ini  tidak adanya jaringan internet sehinggah susah meng-update informasi.

“Tentu masyarakat Pocoleok memiliki kendala besar berkaitan dengan isu geothermal. Kendalanya; pertama situasi covid 19 yang semakin parah sehingga tidak di ijikan untuk berkerumun, kedua poco leok tidak memiliki jaringan internet. Sehingga orang tua susah sekali untuk mengupdate berita-berita tentang dampak negative dari geothermal itu. Sehingga, pada era teknologi, anak mudah sangat berperan penting dalam melihat suatu pembangunan yang dapat merusak lingkungan hidup," jelasnya.

Adapun harapan Marselinus agar sama-sama saling menjaga dan anak mudah lebih berperan aktif dalam menjaga lingkungan dan ekosistemnya.

“Maka, jika kita sebagai anak mudah tidak menjaga poco leok dari ulah manusia, menjaga ekosistem kita agar tidak hancur. Oleh kerena itu, tugas kita sebagai anak muda Pocoleok, memberikan pemahaman atau pencerahan kepada orang tua kita masing-masing berkaitan dengan dampak negatif dari geothermal tersebut," tutupnya. (Riani)

1 komentar:

  1. Bagus informasinya, semoga ada tindak lanjut dari pemerintah yang bersangkutan. Lebih baik jadikan suatu daerah menjadi tempat pariwisata sekaligus menambah pendapatan daerah dibandingkan dengan pengeboran yang berdampak negatif di 5 atau 10 tahun yang akan datang.. salam dari Manggarai Barat untuk saudara di desa Poco Leok, kec.Satar Mese, kab. Manggarai

    BalasHapus

Diberdayakan oleh Blogger.