SDMN Gelar Aksi Damai, Guna Membangkitkan Nyali Pemuda Terhadap Aspirasi Rakyat

 

Sedang berlangsungnya Aksi Damai penyampaian kampanye oleh SDMN di depan gerbang Unitri

Papyrus - Memperingati Hari Sumpah Pemuda pada 28 Oktober, Serikat Demokratik Mahasiswa Nasional (SDMN) menyatakan aksi damai dengan berkampanye di hadapan umum depan gerbang Kampus Unitri. 

Dalam rangka memperingati hari Sumpah Pemuda yang ke-93 organisasi SDMN mengadakan aksi damai. Yang dimana dari aksi tersebut dapat dijadikan sebagai bahan pembelajaran bagi kaum muda saat agar tidak hanya dijadikan sebagai refleksi dalam ingatan saja, namun pemuda dapat melihat bagaimana sejarah kaum pemuda mahasiswa dahulu hingga saat ini.

Maka dari itu, sejarah Sumpah Pemuda pada 28 Oktober dapat memberikan pengajaran untuk mahasiswa agar bisa menggabungkan kekuatannya dengan kelas-kelas yang tertindas, yaitu kaum tani, kaum buruh, dan kaum nelayan.

Karena pemuda merupakan sektor dan golongan yang berjumlah besar dalam masyarakat Indonesia. Dan mempunyai ciri khusus yakni, dinamis, mobilitas yang tinggi, aktif dan cinta perubahan. 

Dalam Press Release yang dibagikan kepada media, tindasan dan hisapan oleh imperialisme, feodalisme dan kapitalis birokrat (kabir) membuat pemuda tidak mempunyai kepastian untuk mengembangkan kemampuannya sebagai tenaga produktif. 

Akibat sistem yang berlaku, sistem setengah jajahan dan setengah feodal (SJSF) menjadikan pemuda kehilangan masa depan yang cerah. Merampas masa depan pemuda baik di lapangan ekonomi, politik dan kebudayaan. 

Maka dengan momentum Hari Sumpah Pemuda, dalam kampanyenya SDMN menuntut beberapa hal. Yang pertama mewujudkan reforma agraria sejati sebagai syarat terciptanya industrialisasi nasional. 

Kemudian menuntut menghentikan perampasan tanah rakyat dan menghentikan PHK sepihak pada kelas buruh. Membebaskan biaya pendidikan dan memberi fasilitas kepada pelajar dan mahasiswa saat pembelajaran daring (online). 

Menuntut keselamatan rakyat dari ancaman covid-19 serta memberikan jaminan kesehatan meliputi pemeriksaan, perawatan dan pengobatan termasuk vaksinasi secara gratis. 

Berikan kebebasan berorganisasi dan jamin hak demokratis pelajar dan mahasiswa beserta gerakan demokratis lainnya. Yang terakhir menghentikan represif, intimidasi, penangkapan dan kriminalisasi gerakan rakyat. 

Koordinator Lapangan, Yosep Taji Kesin  mengutarakan alasan kenapa menggabungkan diri dalam kaum buruh, kaum tani, dan kaum nelayan.

"Karena mahasiswa akan kembali ke desa dan mengabdi ke rakyat, agar bisa menjalankan yang namanya reforma agraria, jadi sebagai syarat terciptanya institusi nasional," terangnya saat ditemui wartawan Papyrus.

Masa aksi tersebut hanya beberapa orang saja karena mengingat masih dalam masa pandemi, namun secara nasional SDMN di semua tempat melakukan aksi pada hari ini. 

Aksi tersebut dilakukan di depan gerbang kampus Unitri, yang merupakan titik strategis karena menghadap langsung ke gedung rektorat dan juga banyaknya mahasiswa dan warga yang melintas. Sehingga setiap aspirasi yang disampaikan dapat didengar oleh semua oknum. 

Yosep juga menyampaikan, harapannya dari SDMN dengan diadakan aksi tersebut untuk kedepannya terlebih kepada kaum pemuda.

"Agar pemuda bisa bangkit dan sadar untuk berjuang seperti pemuda di jaman sebelum-sebelumnya memperjuangkan kemerdekaan Indonesia, menggulingkan rezim orde baru Soeharto," tutupnya. (Asri/Rinda)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.