Bentuk Kepedulian Terhadap Mahasiswa, Unitri Adakan Kuliah Tamu A4

Sedang berlangsungnya pemaparan materi dari pemateri Dr. Ir. Noor Sidharta, M.H., MBA (kiri) dan moderator Firman Firdausi, S.H., M.H., (kanan) di GOR Unitri pada Jumat, (19/08)


Papyrus - Universitas Tribhuwana Tunggadewi (Unitri) Malang, mengadakan Kuliah Tamu tentang Anti Korupsi, Anti Perundungan, Anti Kekerasan Seksual dan Anti Narkoba di Gedung Olahraga (GOR) Kampus Unitri. 

Kegiatan ini bertujuan untuk mensosialisasi kriminalisasi yang terjadi di kampus, oleh Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK). Selain itu juga, sebagai bentuk kerja sama antara LPSK dengan kampus Unitri dalam penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. 

Wakil Rektor satu bidang akademik Prof. Dr. Ir. Widowati, MP menyampaikan, bahwa kegiatan ini merupakan bentuk kepedulian Universitas terhadap saksi dan korban kekerasan di kampus, dan menghadirkan pemateri yang pakar sesuai bidangnya. 

"Melalui kegiatan kuliah tamu ini, sebagai bentuk kepedulian kami bahwa Unitri menghadirkan pemateri yang memang profesional dan pakar di bidangnya. Ketika pemateri menyampaikan pengalamannya, kita menjadi mengerti yang mana harus mengaduh terhadap lembaga ini, apabila terjadi kasus kekerasan," katanya pada Jumat, (19/08). 

Widowati juga menjelaskan, perlunya pandangan terhadap kebijakan yang bukan hanya di atas kertas saja, tetapi harus diimplementasikan. 

"Kita memang perlu memandang bahwa kebijakan itu bukan di atas kertas, tetapi harus diimplementasi melalui kegiatan. Mungkin kalau di atas kertas seperti surat keputusan rektor, mahasiswa kurang memahami, tetapi dengan adanya kuliah tamu ini, menunjukan bahwa Unitri peduli dengan kebijakan pemerintah dan tentunya kita juga ikut memfasilitasinya," jelasnya. 

Kuliah tamu ini merupakan inisiator dari rektorat Unitri, untuk mengundang pemateri yang berkompeten di bidangnya. Sehingga, kampus tidak hanya memasang spanduk sebagai tanda larangan, tetapi juga mahasiswa mendengarkan langsung pemaparan materi dari LPSK. 

Di akhir wawancara warek satu itu juga berharap, agar mahasiswa selalu waspada dan dapat menghubungi lembaga tersebut, apabila menjadi korban maupun saksi dari kekerasan. 

"Harapan saya kalian tahu bahwa di imutasi A4 ini kalian bisa menceritakan, menyebarluaskan, dan kalau ingin mendapatkan pelayanan, pendampingan bisa menghubungi lembaga ini. Harus waspada juga, jangan sampai mahasiswa membiarkan dan menutupi hal yang salah, karena tidak berani mengungkapkan kebenaran," harapnya. (Asriani/Maria Angelina Mina)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.