Pentingnya Citizen Journalism di Era Digital, Komunikasi Unitri Gelar Seminar Nasional

Pemateri Seminar Nasional Fathul Qorib, S.Ikom, M.Ikom (depan dari kanan) dan wakil Rektor 1 Unsera Dr. Abdul Malik, M.Si (tengah) sedang menyampaikan materi tentang Citizen Journalism di Gedung Olahraga (GOR) Unitri, Rabu, 18/01

Papyrus - Program Studi (Prodi) Ilmu Komunikasi Universitas Tribhuwana Tunggadewi (Unitri) Malang, menggelar kegiatan Seminar Nasional, dan diikuti oleh Dosen dan Mahasiswa Prodi Ilmu Komunikasi dari Universitas Serang Raya (Unsera) Banten, di Gedung Olahraga (GOR) kampus Unitri. 

Dalam kegiatan seminar tersebut, dihadiri langsung oleh Wakil Rektor 1 Unsera Dr. Abdul Malik, M.Si, beserta tim rombongannya sebanyak 82 orang. Tema dari seminar ini yaitu "Citizen Journalism Challenge and Trend Digital Era". 

Dosen prodi Ilmu Komunikasi sekaligus pemateri pada Seminar Nasional Fathul Qorib, S.Ikom, M.Ikom menyampaikan, di era digital saat ini, harus bisa menghadapi tren dan tantangan dalam dunia jurnalis.

"Citizen jurnalism atau jurnalisme warga merupakan, tantangan yang paling besar di zaman sekarang. Kita bisa menghadapi tren dan tantangan ini ke depan, agar tidak tumbang. Masalahnya, sekarang banyak media massa konvensional yang gugur, karena adanya media online," katanya saat mengisi materi seminar pada Rabu, 18/01.

Fathul menambahkan, bahwa era digital ini, semua orang bisa menjadi wartawan atau lebih dikenal dengan citizen jurnalism.

"Citizen jurnalisme, bisa membuat kita semua orang menjadi jurnalis. Di mana, citizen jurnalism memiliki kekuatan yang besar untuk menyampaikan informasi di media online," lanjutnya.

Wakil dekan 1 Unsera, yang juga pemateri Seminar Dr. Abdul Malik, M.Si menjelaskan, siapa pun bisa menjadi wartawan, tetapi belum tentu informasi yang disampaikan sesuai dengan kebenarannya. 

"Karena saat ini, siapa pun berhak untuk menyampaikan informasi, yang kita belum tahu kebenarannya. Dengan citizen jurnalism, kita bisa mempelajari bahwa informasi yang disampaikan kepada masyarakat sesuai fakta. Kalau, informasinya tidak benar bisa berbahaya, dan ini penting untuk dipelajari," jelasnya.

Abdul Malik menegaskan, supaya lebih mengingkatkan literasi digital. Sehingga, tidak mudah terpengaruh, dengan berita hoax atau berita bohong di era citizen journalism.  

"Kita harus meningkatkan literasi digital, supaya ilmu pengetahuannya banyak dan tidak mudah terpengaruh dengan berita-berita hoax," tambahnya.

Wakil Rektor 1 Unsera juga berharap, setelah mempelajari Citizen Journalism, mahasiswa harus menjadi penggerak, untuk memberikan edukasi kepada publik, tentang menjadi citizen jurnalism yang baik. 

"Harapan saya, supaya muncul kesadaran bersama dari mahasiswa maupun dosen, untuk mengedukasi masyarakat. Misalnya dengan cara membuat tulisan yang benar dan menjadi seorang citizen jurnalism yang baik," harapnya. (Andi/Fathur/Karlin)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.