Cegah Kekerasan Seksual, Yuni : Batasi Diri dan Jaga Privasi

 

Yuni Larasi, S.I.Kom., M.I.Kom saat memaparkan materi tentang kekerasan seksual kepada mahasiswa Unitri di Equal Coffe Dau, Sabtu, 21/08

Papyrus - Universitas Tribhuwana Tunggadewi (Unitri) Malang, mengadakan bincang bersama tentang kekerasan seksual dan cara mencegah kekerasan seksual di Equal Coffe Dau.

Kegiatan Bincang Bersama mahasiswa, dengan tema "Pencegahan Kekerasan Seksual Di Lingkungan Kampus Unitri" dengan tujuan untuk menambah wawasan kepada mahasiswa terkait kasus kekerasan seksual yang terjadi di kampus.

Salah satu pemateri Yuni Larasi, S.I.Kom., M.I.Kom menjelaskan, bahwa kasus kekerasan seksual masih sering terjadi. Namun, mahasiswa masih merasa takut untuk melaporkan apa yang dialaminya dalam kasus tersebut.

"Karena biasanya kasus-kasus seperti ini sering terjadi, sering terlihat. Tetapi, dari teman teman masih takut untuk menyampaikan atau mungkin mereka juga tidak tahu kalau mereka sedang dalam kondisi mengalami kekerasan seksual," jelasnya saat diwawancarai pada Sabtu, 21/08.

Yuni menambahkan, menurutnya kekerasan seksual dapat dihindari dengan memberikan konsen atau memberi batas kepada diri sendiri, dan melindungi privasi dokumen dan data diri kita di internet.

"Menurutku cara untuk menanggulangi kekerasan seksual adalah dengan memberikan konsen kepada diri kita sendiri tentang pentingnya menjaga diri. Kemudian, memberi batasan apa yang harus diberikan kepada orang lain, termasuk juga melindungi privasi diri kita, seperti privasi dokumen pribadi atau mungkin data-data kita di internet dan lain sebagainya," tambahnya.

Yuni juga mengatakan, kekerasan seksual tidak memandang apapun. Kekerasan seksual bisa terjadi pada siapa saja, baik laki-laki maupun perempuan, bahkan dari usia dini sampai dewasa.

"Kekerasan seksual sendiri itu kan bisa terjadi kepada siapa saja, baik itu laki laki perempuan atau dia usia nol. Sampai berapa tahun itu bisa terjadi. Jadi sebenarnya konteksnya tidak hanya bisa untuk mahasiswa, tapi untuk semuanya," katanya.

Yuni mengungkapkan, dari hasil pantauan juga data yang didapat hampir 90% mahasiswa pernah mengalami, baik dari kekerasan ranah, personal, publik dan juga ranah negara.

"Dari kasus kekerasan yang terjadi memang dari pantauan dan juga data yang kita tahu 90% mahasiswa itu pernah mengalami kekerasan, baik itu kekerasan di ranah personal ranah publik maupun di ranah negara," tutupnya. (Tika/Jhon)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.