Unitri Kerja Sama Dengan Bank Sampah Eltari, Dapat Pendanaan Dari Kemendikbud Ristek

Tim Unitri dan Pemilik Bank Sampah Organik saat foto bersama di lokasi Budidaya BSF, Senin, 26/09

Papyrus - Universitas Tribhuwana Tunggadewi (Unitri) dan Bank Sampah Eltari M-230, bekerja sama dalam Inovasi Pengelolaan Sampah Organik Dapur di Kelurahan Cemorokandang, Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang, Senin 26/09.

Bank Sampah Eltari M-230 menjadi salah satu perintis budidaya Black Soldier Fly (BSF), dalam pengelolaan lingkungan. Melalui pemanfaatan siklus kehidupan dalam bentuk maggot, mampu mengurangi jumlah sampah organik dapur dalam waktu 1 kali 24 jam dengan perbandingan 1:1 antara sampah dan maggotnya.

Telur dari BSF sendiri juga, dapat dijual per gramnya senilai Rp. 10.000,00, untuk diternakkan menjadi maggot maupun BSF dewasa. Maggot sendiri, bermanfaat untuk pakan bagi unggas maupun ikan budidaya.

Pemilik Bank Sampah Eltari Bapak Yusuf Karyawan menyebutkan, selama proses budidaya ada beberapa kendala dalam produksi BSF itu sendiri. Sehingga, ada hal yang membuat proses produksi kurang produktif.

“Kandang BSF yang dikondisikan di luar rumah mulai terserang hama tikus, sehingga kasanya berlubang. Dan itu mengakibatkan beberapa telur dan maggot dimakan oleh tikus. Dengan terpaksa proses produksi telur BSF dipindahkan didalam kamar. Namun, justru menurunkan produktivitas telur," jelasnya.

Permasalahan ini, menjadi dasar pengajuan pendanaan oleh Tim Unitri yang diketuai oleh Lorine Tantalu dari Program Studi Teknologi Industri Pertanian, dengan anggota Nonok Supartini dari Program Studi Peternakan dan Edyson Indawan dari Program Studi Agroteknologi. 

Pada skim Program Kemitraan Masyarakat dengan judul "Pemanfaatan Maggot Untuk Pengolahan Sampah Organik Dan Produksi Pakan di Kecamatan Kedungkandang Kota Malang pada tahun pendanaan 2022". Pengajuan ini mendapat respon positif dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Riset dan Teknologi (Ristek). Dengan pendanaan pada program kemitraan masyarakat ini, untuk membantu kegiatan Yusuf, dalam pendanaan di tahun 2022.

Proses utama yang telah rampung 85% dilaksanakan adalah, adanya inovasi kandang BSF siang malam yang menjadi target peningkatan telur BSF. Di mana,  sebelumnya hanya 8 gram berhasil mencapai hingga 10-11 gram per siklus.

Kegiatan pelaksanaan program kemitraan ini juga,  melibatkan mahasiswa dalam program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Serta juga bentuk Kegiatan Pembelajaran Magang Kerja Mahasiswa Industri.

Program ini, bukan hanya dimaksudkan untuk peningkatan produksi telur BSF dan pengelolaan sampah organik dapur bagi kawasan masyarakat di Kelurahan Cemoro Kandang. Namun juga, menjadi peluang peningkatan usaha pakan, dikarenakan maggot yang dihasilkan dapat digunakan sebagai pakan unggas, maupun ikan yang dibudidayakan.

Lorine bersama tim telah melakukan analisa uji proksimat untuk maggot yang dihasilkan oleh usaha Yusuf, dan dihasilkan kandungan protein yang mencapai 36,44%. Kandungan protein ini, dilanjutkan untuk menjadi bagian dari formulasi pakan untuk unggas dan ikan, dan menjadi dasar penelitian mahasiswa dan dosen.

Adapun, bekas olahan sampah organik dapur oleh maggot juga, dapat digunakan menjadi pupuk atau media tanam untuk tanaman rumah tangga. Hal tersebut, dibuktikan dengan hasil C Organik cukup tinggi yaitu sebesar 32,56%, dengan kandungan K 2,7% (dalam K2O) dengan pH 7,88. (Asriani)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.