BEM Gagal Mengelola atau Organisasi yang Gagal Berkoordinasi?

Papyrus – Kericuhan terjadi di lingkungan kampus Universitas Tribhuwana Tunggadewi (Unitri) Malang, pada Kamis (04/09). Insiden ini diduga, karena dipicu oleh kesalahpahaman antara dua cabang organisasi Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), saat pelaksanaan Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB).
Warter Agustim, perwakilan dari Biro Kemahasiswaan Unitri, menjelaskan bahwa PKKMB digelar untuk memberi ruang bagi Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) maupun Organisasi Mahasiswa Eksternal (OMEK) untuk memperkenalkan sistem organisasinya kepada mahasiswa baru.
“PKKMB berada di bawah tanggung jawab universitas dengan tujuan memberi kesempatan bagi UKM dan OMEK memperkenalkan sistem organisasinya kepada mahasiswa baru, karena mereka juga membutuhkan wawasan tambahan dari luar kampus,” ungkap Warter.
Menurutnya, universitas mendorong mahasiswa untuk memiliki pengalaman non-akademik, namun tetap berhati-hati dalam mengatur ruang bagi OMEK karena berpotensi membawa masalah dari luar ke lingkungan pendidikan.
“Insiden yang terjadi sebelumnya tidak berkaitan dengan kegiatan kampus dan di luar perkiraan universitas,” tambahnya.
Sementara itu, Presiden Mahasiswa (Presma) Unitri, Tiko Mesang, menegaskan bahwa Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) hanya bertindak sebagai pelaksana teknis, sedangkan keputusan kegiatan berada di tangan Wakil Rektor 3 (Warek 3).
“Kami tidak menduga akan terjadi kericuhan, karena kegiatan sudah dijalankan sesuai aturan yang ditetapkan Warek 3,” jelas Tiko.
Ia menambahkan bahwa BEM tidak mengetahui penyebab perselisihan internal organisasi tersebut.
“BEM berharap organisasi yang bersangkutan dapat memperbaiki internal mereka agar insiden serupa tidak terulang,” pungkasnya.
Pihak universitas pun mengimbau agar organisasi yang terlibat segera melakukan evaluasi internal guna mencegah kejadian serupa di masa mendatang.(Rio,Leon, Shinky)
Tidak ada komentar