Oligarki Politik Merajela? Ini Seruan Aksi Komite Kamisan Malang



Foto: Suasana Aksi Kamisan  Malang di depan Balai Kota Malang Kamis 25/04 (istimewa)


Lpm-Papyrus.com - Kekuasaan Tokoh  Oligarki Politik dalam kekuasaan tambang yang merusak lingkungan dalam film dokumenter Sexy Killer menjadi sorotan aksi komite kamisan Malang. Bertempat di Balai Kota Malang, Kamis (25/4).

Seperti yang kita ketahui, film dokumenter Sexy Killer yang dirilis jelang pilpres 2019 lalu, sudah mampu merubah wacana baru bagi hal-hal yang tidak kita ketahui sebelumnya. Titik persoalan dari film tersebut adalah tingginya eksploitasi sumber daya alam dan nasib petani yang kian meradang. 

Koordinator Lapangan (Korlap) Komite Aksi Kamisan, Muhammad Rifki Kurniawan mengatakan, di Kendeng, puluhan Warga Samin merasa terciderai karena kepentingan Pemodal yang memaksakan tanah mereka berfungsi menjadi sumber daya alam Semen.

"Padahal, yang diinginkan petani di Kendeng adalah negara membantu dalam sektor pertanian agar ruang hidup petani semakin sejahtera. Sangat banyak kaum miskin hidup dalam kondisi rawan, dan merekalah sebagai golongan pertama yang menderita jika terjadi bencana atau kemerosotan lingkungan," ungkapnya pada Papyrus

Lebih lanjut Rifki menambahkan, terdapat lebih dari 3 milyar orang hidup dalam kemiskinan dan memerlukan akses terhadap kebutuhan eksistensi manusia paling dasar seperti rumah layak, persediaan pangan, air bersih, dan perawatan kesehatan. Hal ini membuka mata kita akan nasib petani yang kian hari makin tergusur. Oleh karenanya perlu gerkan bersama, untuk memperjuangkan hal tersebut.

" Komite Aksi Kamisan Malang ingin kita bersama-sama mengajak masyarakat yang peduli HAM dan Demokrasi untuk mengawal jalannya demokrasi di Indonesia dalam kesetaraan dan kesejahteraan rakyat," ujarnya.

Hal senada juga disampaikan Orator aksi, Dinda, sekarang ini oligarki politik di Indonesia semakin banyak meraup keuntungan dari berbagai penderitaan rakyat kecil dan sampai kapan pun situasi tidak akan berubah jika kita diam saja. Jika Bumi Adalah Ibu, kita manusia sudah memperkosa ibunya. Oleh karenanya, mari bersama merebut demokrasi yang kita impikan bersama, dimana tidak ada lagi bentuk intimidasi kaum yang tidak diuntungkan dan sama-sama melawan penindasan.

"Mari bersama berjuang melawan penidasan, karena sebenarnya lingkungan adalah kombinasi antara kondisi fisik yang tumbuh di atas tanah maupun di dalam lautan. Dan kehidupan manusia tidak bisa dipisahkan dari lingkungan, baik itu alam maupun sosial.  Kita bernafas memerlukan udara dari lingkungan sekitar. Kita makan, minum, menjaga kesehatan, semuanya memerlukan lingkungan," pungkasnya (asra)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.